Perkembangan
teknologi berjalan begitu cepat termasuk perkembangan handphone, salah satunya adalah smartphone
yang dibekali sistem operasi android. Sistem operasi ini sangat pesat perkembanganya
di karenakan sifatnya yang open source
sehingga siapapun dapat mengembangkan kreatifitasnya , termasuk di dunia
pendidikan.
Kemajuan
teknologi telah merubah segalanya, dulu sebelum adanya kemajuan teknologi
pelajar lebih sering dirumah untuk belajar, sekarang semua telah berubah, sejak
adanya komputer adanya internet munculnya sebuah game yang mengaharuskan
terhubung ke internet yaitu game online, secara perlahan game online mengikis
kebudayaan dulu, pelajar pun beranggapan bahwa game online lebih menarik
daripada belajar, ditambah game online kini dapat dimainkan di smartphone yang mana device ini saat ini dimiliki hampir
seluruh kalangan usia. Hasil penelitian menggunakan metode penelitian
kualitatif menunjukan bahwa pelajar lebih suka bermain game online ketimbang
belajar ataupun yang lainnya.
Didalam google playstore saat ini tersedia 2,831,619
aplikasi tersedia
baik berbayar ataupun gratis, khusus dalam kategori
pendidikan dalam playstore terdapat 224,187 aplikasi, sementara dalam kategori
game pendidikan berjumlah 36,789 dan game umum di luar pendidikan terdapat
478,332 game. Dari jumlah tersebut dalam kita lihat sekilas bahwa aplikasi
kategori pendidikan kalah jauh dari game umum dalam pengembangannya.
Walaupun banyak game yang menawarkan sesorang
ke dunia yang berbeda yang dapat meningkatkan kreatifitas berfikir dan refleks
berfikir yang lebih baik, namun banyak hal tidak dapat di sepelekan diantaranya
meningkatnya kemalasan seseorang, bahkan dalam waktu-waktu luang yang ada
maupun waktu yang diadakan dengan mengorbankan waktu lainnya untuk membuka dan
bermain game online, banyak kasus yang ditemukan seseorang menghabiskan waktu
berjam-jam guna bermain game online, bahkan menghabiskan banyak uang untuk
menunjukan ke-eksisanya dalam dunia game online.
Peran orang tua diperlukan saat mendidik anak
di rumah, dengan memberikan porsi yang tepat untuk teknologi anak, khususnya
dalam memberikan HP atau smartphone.
Dalam arti, membatasi waktu dan memeriksa aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh
anak, khususnya aplikasi game. Sedangkan peran guru, diperlukan memberikan
arahan dan bimbingan baik pada anak maupun pada orang tua, bahwa dalam aplikasi
game, ada yang bermanfaat untuk edukasi.
Penggunaan
media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan
berkualitas. Menurut Latuheru (1988: 15), penggunaan media dalam proses
pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
tepat-guna dan berdaya guna sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Dalam
beberapa dekade terakhir, kepemilikan perangkat bergerak (mobile devices) semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin terjangkaunya
harga perangkat-perangkat ini oleh masyarakat.
Lukluk Luhuring Santoso S Kom MT, (Software Enginer at 3iQ’s Inc, Orlando,
Florida USA) mengungkapkan “Android plus pendidikan memungkinkan kita membuat
sebuah collaborative learning.
Yaitu sebuah lingkungan belajar dimana banyak orang yang bergabung mengerjakan
suatu pekerjaan bersama-sama, saling memberi feedback sehingga menghasilkan sesuatu yang
sempurna,”.
Aplikasi pendidikan yang berjalan dalam smartphone berbasis android kini telah
berkembang sedemikian rupa, guna mengefektifkan kegiatan belajar ataupun
ketersediaan bahan pembelajaran yang dapat di akses kapan saja dimana saja.
Bahkan banyak instansi yang mulai serius memandang pentingnya aplikasi-aplikasi
pendidikan berbasis android sehingga turut mengembangkan aplikasi tersebut,
diantaranya adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) dimana
aplikasi yang telah di kembangkan dapat di akses di http://www.m-edukasi.kemdikbud.go.id,
Dinas Pendidikan Provinsi Jambi melalui UPTD Balai Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan juga ikut mengembangkan aplikasi pendidikan yang dapat di
akses oleh siapapun, aplikasi tersebut dapat di akses melalui website
Sudung-Belaja (www.jambi-belajar.org), serta banyak lagi instansi, perusahaan,
komunitas, atau individu yang mengembangkan aplikasi pendidikan.
.Secara garis besar dewasa ini dimana banyaknya anak usia prasekolah dan
anak usia sekolah yang telah mengenal dan dapat mengoperasikan smartphone device membuat orang tua dan
guru harus dapat berdapatasi untuk mengawasi, membimbing dan mengontrol konten
yang diakses oleh anak, guna mengoptimalkan manfaat teknologi untuk
perkembangan anak, dan mencegah efek buruk dari teknologi terhadap anak. Salah
satu yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru adalah menganjurkan
pemanfaatan aplikasi pendidikan yang dapat membantu kemampuan anak dalam
kegiatan belajar dan akses sumber belajar, sehingga dapat mengantikan “game
online yang berpengaruh buruk” dalam perkembangan anak.
0 komentar:
Posting Komentar